Tinjauan Umum Mesin Tenun Teknologi pertenunan mengalami jalan yang sangat cepat dewasa ini. Industri pembuat mesin tenun terus berlomba untuk menemukan suatu mesin tenun yang efisien dan mempunyai produktivitas hierarki. Sistem peluncuran pakan dengan teropong yang selama ini dipakai mempunyai banyak kelemahan. Kelemahan sistem teropong antara lain adalah kecepatan nan rendah, membutuhkan tenaga kerja banyak dan teropong rentan rusak. Sistem peluncuran pakan tanpa cak semprong shutleless loom terus dikembangkan dan nan banyak dipakai adalah air jet, water jet, projectile, dan rapier. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, tersampir bahan stereotip yang diproses dan hasil tenunan yang diinginkan. Masing-masing produsen mesin tenun terus berkompetisi untuk mengurangi kekurangan yang ada, agar dapat menaikan penjualan mesin tenunnya. Semua mesin tenun dewasa ini memiliki teknologi pengontrolan dengan komputer dan n kepunyaan produktivitas panjang, sehingga memerlukan personel yang abnormal. Variasi hasil tenunan juga terus dikembangkan hendaknya pencipta kain mampu menjual heterogen produk dengan mesin tenun nan sama tersebut. Mudah privat pengoperasian, pemantauan produksi, penanganan kualitas karet dan perawatan mesin. Definisi Pertenunan 1. Harus ada benang lusi dan benang pakan 2. Ada silangan berpokok lembar lusi dan pakan yang berarti ada terjadi anyaman 3. Lusi meleleh verbatim dengan benang pakan di peralatan mesin tenun 4. Membentuk anyaman tertentu Klasifikasi Mesin Tenun Klasifikasi bersendikan cara pelemparan alias penyisikan benang pakan ke dalam congor lusi mesin tenun 1. Mesin Tenun Teropong Shuttle Loom A. Mesin Tenun Teropong Dengan Mesin Motor B. Mesin Tenun Teropong Sonder Mesin ATBM 2. Mesin Tenun Tanpa Teropong Shuttleless Loom A. Projectile Loom Peluru B. Air Jet Loom C. Water Jet Loom D. Rapier Loom Sistem tongkat Sistem kendit Sistem kalung Label mesin tenun berdasarkan pendirian pembentukan pembukaan bacot lusi mesin tenun / Perlengkapan Pembentuk Mulut Lusi APML 1. Mesin Tenun Dobby 2. Mesin Tenun Jacquard 3. Mesin Tenun Tappet 4. Mesin Tenun Crank, dan bukan-lain ATBM Shuttle Loom TSUDAKOMA Air Jet Loom NISSAN Water Jet Loom DORNIER Rapier Loom SULZER RUTI Projectile Loom Shuttle Loom detik ini sudah lalu semakin banyak ditinggalkan, meskipun masih ada yang memakainya dengan bineka alasan seperti mahalnya mesin shuttleless loom dan corak kain yang dibuat masih cocok memakai sistem shuttle. Mesin ini biasanya masih jalan bagi industri tekstil skala boncel. Sebelum suatu perusahaan merencanakan membeli beberapa mesin tenun, pasti harus mengkritik apakah sesuai dengan produk karet yang akan dihasilkan, variasi produksi dari mesin yang bersangkutan, harga mesin tenun, kualitas mesin tenun, ketersediaan spare part dan tidak-tidak Maslahat dan Kekeringan Shutleless Loom Air jet loom Kecepatan strata, gampang, bertambah variatif untuk benang yang dibawa. Membutuhkan kompresor, invalid stabil buat high twist dan lawe besar Water Jet loom Kederasan tingkatan, keteter, mudah pengoperasiannya Hanya setuju kerjakan benang filamen, membutuhan sumber air besar Projectile PeluruGalibnya double beam, kuat bikin membawa benang ki akbar, tidak zakar perlengkapan lampiran Kecepatan rendah, lain sejadi bagi utas-utas kecil, harga mesin mahal Rapier tongkatabadi untuk membawa benang besar, tak penis alat tambahan Kecepatan rendah, dan musykil pengoperasiannya PRINSIP KERJA MESIN TENUN I. Propaganda Ki akal Mesin Tenun Gerakan pokok semua mesin tenun adalah sama merupakan gerakan proses penganyaman benang pakan weft dengan benang lusi warp secara tegak lurus. Operasi anak kunci tersebut ialah A. Gerakan pengenalan mulut lusi shedding motion Gerakan membagi lawai lawe lusi ditarik sebagian keatas dan sebagian kebawah makanya gerakan kamran jungkat-jungkit, sehingga terjadi pembukaan mulut lusi bakal membagi ulas ketika terjadi peluncuran benang pakan. Mulut Lusi yakni ruangan yang terbentuk karena adanya benang lusi naik/turun/diam pada tempatnya terhadap ujung kain. Jenis-keberagaman mulut lusi Kamran/heald frame a. Mulut lusi mendaki-turun b. Mulut lusi naik lusi c. Tuturan lusi roboh lusi Alat Penyusun Mulut Lusi APML a. Cam, engkol, Crank posisi bacot lusi naik-roboh b. Dobby posisi mulut lusi naik c. Jacquard posisi mulut lusi naik / mulut lusi naik-turun d. Lilitan kerek dengan essentric posisi mulut lusi naik / posisi ucapan lusi anjlok Syarat mulut lusi yang baik a. Mudah dilalui oleh media peluncur pakan b. Tak menimbulkan putus benang lusi c. Tegangan untai lusi sekufu maupun hak bacot lusi harus bersih sudut tuturan lusi ialah tetap Bentuk Operasi Bentang Ucapan Lusi Alat pembuat Perkataan Lusi sistem cam, heald frame naik-turun berdasarkan bentuk dari cam yang dihungkan dalam setiap heald frame. Bentuk cam boleh mengakibatkan berapa lama heald frame di posisi atas atau sumber akar. Sehingga akan bisa mengatur jenis anyaman nan akan kita buat. Sistem cam terletak 2 jenis sistem, yaitu a. Positif cam Heald frame secara sewaktu bergerak berlandaskan tekanan berusul cam, sistem ini makin tertinggal dalam pemeliharaan, semata-mata dulu rumit membebani motor terdahulu. Kerjakan itu diperlukan biang kerok utama yang lebih besar buku listriknya agar mampu menambah turunkan heald frame dengan baik. Gambar sistem positif cam b. Negatif cam disini heald frame dibantu maka dari itu per penganjur top lever spring, sehingga cam bukan terlalu jarang bebannya. Motor hanya bertugas menurunkan heald frame cuma sehingga memerlukan gerendel listrik kian kecil. Sistem ini memang lebih rumit dari positf cam, karena menggunakan wire rope tali nan ada hidup pakainya. Efek lusi adalah benang lusi lega posisi diatas, makara yang terpandang kelihatan berpunca atas adalah rayon lusinya. Efek pakan adalah lungsin pakan plong posisi diatas, kaprikornus nan tertentang kelihatan dari atas ialah benang pakannya. B. Usaha peluncuran benang Pakan weft insertion Ialah gerakan peluncuran benang pakan menyisip ke dalam mulut lusi dari satu sisi ke ujung sisi yang lainnya. Disini ukuran perkataan lusi harus serius memudahkan penyisipan pakan, doang tidak terlalu lebar sehingga terlalu menggelandang tali lusi yang ada dan memutuskannya. Media peluncuran sutra pakannya juga bermacam-macam, sahaja prinsipnya sama, merupakan membawa benang pakan menyisip menyimpang kearah sintal kain. C. Persuasi pengetekan utas pakan beating motion Gerakan pengetekan adalah merapatkan benang pakan yang sudah lalu disisipkan di tuturan lusi oleh media peluncur. Pengetekan dilakukan maka itu sisir maupun reed mesin tenun. a. Pengetekan bacot lusi mendelongop, yakni pengetekan terjadi saat benang pakan diluncurkan dan mulut lusi masih n domestik keadaan terbuka. Rancangan pengetekan mulut lusi longo Butir-butir gambar 1. Kain. 2. Ujung tiras 3. Sutra lusi 4. Sisir 5. Benang pakan b. Pengetekan mulut lusi tertutup, yaitu pengetekan dilakukan setelah benang pakan di privat mulut lusi intern keadaan terlayang. Galibnya buat benang filament. Gambar pengetekan bacot lusi tertutup c. Pengetekan perkataan lusi bersilang yaitu pengetekan dilakukan setelah lawe pakan diluncurkan dalam ucapan lusi sehabis berpalis dengan bacot lusi yang bau kencur. Biasanya kerjakan benang-tali spun. Gambar pengetekan lusi simpang II. Gerakan Sekunder Mesin Tenun Gerakan sekunder adalah gerakan nan membantu usaha primer agar proses pertenunan menjadi eksemplar. Gerakan-gerakan tersebut merupakan A. Gerakan penguluran benang lusi let-off motion Gerakan penguluran lawe lusi sesuai kebutuhan proses penganyaman kain sewaktu ditenun. Selain itu pula untuk mesin modern ditambahkan aksi-gerakan tambahan easing motion kerjakan menjaga kerataan benang sebelum dianyam atau di tenun, mengurangi hentakan dari kamran saat berputar pada benang lusi sehingga tidak mudah putus dan aksi ini juga membuang kotoran-sempuras nan berdempetan pada utas lusi. Secara garis segara sistem penguluran lusi di mesin tenun dibagi a. Sistem pengereman Peralatan bekerja hanya mencegat beam lusi tetapi, supaya tegangan lusi selama pertenunan berlanjut baik. Sistem bekerja pasif saja. Sistem ini ada pada mesin jaman dulu. Gambar sistem pengereman dengan pemberat b. Sistem Regulator i. Regulator riil Peralatan berkarya aktif, mengulur lusi dengan strata tetap. Peralatan ini memperalat sistem pengaturan kelancaran input dan output dari pit transmisi dan vanbelt atau rantai dengan penyetelan sediakala bersendikan diameter benang lusi di beam tenun. Sistem ini juga berangkat sudah ditinggalkan. Tidak praktis, kecermatan minus, dan penanganannya selit belit. ii. Sistem elektronik dan impitan angin Mesin tenun air jet loom merek Tsudakoma tahun 1980-1990an. Tulang beragangan sistem elektronik dan tekanan angin roll. pneumatic valve. stand. Switch. Keterangan Load cell Sensor pikulan, tugasnya memberi data adapun beban / tension sutra. Proximity switch Membagi data kecepatan babak beam, sehingga dapat diketahui cerih garis tengah benang nan masih ada di beam. Cylinder Penarik bandbrake bila di isi pressure angin akan menghirup beam kerjakan mengerem. Electric pneumatic valve Valve yang dapat mengatak berapa banyak angin nan dibutuhkan sesuai tegangan yang diberikan. Cara Kerjanya Loadcell memberikan data tension benang nan terserah, dan proximity switch memberi data sisa penampang beam kenur, kemudian terjamah CPU, diperbandingkan dengan kebutuhan tension nan telah kita setting di CPU. Kemudian memasrahkan signal tegangan ke electric pneumatic valve. Buka tutupnya valve pressure angin timbrung sesuai signal voltase yang ada. Pressure angin akan menggerakkan cylinder kepentingan menarik bandbrake. Bila tension melebihi yang disetting di CPU, maka beam akan mengalami penguluran karena bandbrake mengendor, sebab pneumatic valve menutup pressure kilangangin kincir nan ke cylinder. Sedemikian itu kembali sebaliknya bila tension konkret dibawah yang kita inginkan, maka bandbrake akan makin banyak mengerem karena valve kuak angin ke cylinder. iii. Sistem Digital Dengan AC Servo Motor mesin tenun bertamadun toyoda, tsudakoma, picanol dll. Gambar Sistem Penguluran AC Servo Motor A. Loom beam. B. Load cell. C. AC Servo biang kerok. D. Guide roll. E. CPU. F. besikal gigi beam. G. Roda transmisi AC Servo motor. Gambar sensor bagi sistem penguluran mesin tenun Cara kerja Loadcell akan membagi data tension benang nan ditarik take-up ke CPU, dan CPU memberikan signal tegangan ke AC Servo Motor, pada saat dia maju atau memanjang memgerakkan beam tenun. Data CPU dapat kita isi sesuai kemauan kita, tergantung keberagaman benang, total end, atau keburukan lain. Kelebihannya yakni makin akurat voltase yang diberikan, menghilangkan stopmark yang menyebabkan terbatas kejai tebal/tipis, dan mudah mengoperasikannya. Rumus yang diberikan bagi di masukan komputer CPU sebagai tegangan untuk jajaran tali lusi adalah Tension Lusi = Kg Gambar Sistem Digital Dengan AC Servo Inisiator mesin tenun B. Propaganda penarikan dan penggulungan cemping take-up motion Aksi penarikan hasil tenun dan mengulung kain yang sudah jadi kedalam rol perca. Gerakan penarikan dan penggulungan tiras di kili-kili walau suatu sistem tapi dipisahkan oleh roda roda gigi. Kelajuan penarikan tiras berjalan kontan ataupun kukuh, kecepatan pengulungan kain di rol berdasarkan besar diameter karet yang sudah lintir di lilitan kejai. Sistem penarikan reja ada 2 macam, merupakan a. Berupa bekerja terus menerus walaupun tanpa pakan. Ini merupakan sistem kereta angin persneling, di sini paksi utama mesin tenun member tenaga ke roll penggoda kain melalui variasi kereta angin persneling-roda gigi sehingga mengalami deselerasi kelajuan. Di spesies kereta angin transmisi tersebut juga di atur konsistensi kain saban inchi Weft Dentsity . Ada 2 roda persneling yang dapat diganti-ganti jumlah gigi sesuai kebutuhan konstruksi kain yang akan diproduksi. Electronic Take Up ETU Sistem Digital Dengan AC Servo Pencetus seperti pada sistem penguluran, disini lebih mudah pengoperasikannya. Dominasi kerapatan kain per inchi Weft Dentsity dapat langsung melalui input ke komputer, jadi lebih mudah apabila ada pertukaran kontruksi kain di mesin tenun, otomatis kelajuan penarikan kain akan berubah sesuai yang diinginkan. b. Negatif bekerja jikalau suka-suka pakan Disini sistemnya bekerja diatur cak bagi memotori penarikan kain sebanyak 1 Pick suatu density pakan. Sistem ini dipakai adv amat berkreasi bersama dengan sistem penguluran dengan besikal gigi regulator positif dan sudah lain terpakai karena sistem mekanik yang kurang efektif. Rang perhubungan sistem Penguluran dan Penarikan secara elektronik pada mesin tenun III. Propaganda Tambahan Mesin Tenun Auxiliary motion Operasi Tambahan yakni operasi pelengkap sesuai kebutuhan mesin tenun untuk harapan tertentu, misalnya A. Usaha putaran benang leno leno motion Bertujuan bagi menjepit ramin perbatasan kain mudahmudahan kuat. Manuver dari bagian ini membentuk anyaman polos ataupun 1/1 dengan menggunakan rayon filament yang lentur dan kuat. Biarpun konseptual dan prinsip kerjanya berbeda-cedera setiap label mesin tenun, namun pendirian dan kesudahannya sama. Usaha yang proporsional fungsinya adalah system Klocker, namun sudah banyak di tingggalkan karena banyak kelemahan cak bagi mesin tenun berkecepatan tinggi. Gambar Leno mesin tenun Tsudakoma dan leno mesin tenun Dornier B. Faali berhenti pakan kutung weft stop motion Propaganda menghentikan mesin ketika terjadi benang pakan terputus. Dimesin tenun model lama otomatis stop menggunakan system teknisi semua. Mesin tenun modern menggunakan system elektronik, selain sangat perasa, gampang proteksi dan mudah mengoperasikannya, sahaja mahal harga suku cadangnya. Sistem yang terserah kadang berbeda, terampai pecah model media peluncuran tali pakan dan merek mesin tenunnya. Laksana contoh untuk mesin Air Jet Loom, otomatis pakan buntung menggunakan 2 sensor photocell yang bernas mendeteksi benang pakan yang lewat. Sensor 1 memastikan benang setakat dipinggir dan sensor satunya memastikan panjang utas pakan nan tisik enggak sesak strata dan memastikan benang tak putus di tengah penyisipan. Apabila pakan tidak sampai kepinggir dengan sempurna dalam satu langkah penyisipan pakan, sensor tak membaca benang sangat, sehingga member input ke komputer untuk mematikan mesin tenun. b. Memastikan panjang benang pakan tidak sesak jenjang dan memastikan sutra tak putus ditengah penyisipan. Otomatis nangkring pakan buntung di mesin menggunakan sensor cahaya, apabila ada benang pakan dahulu didepannya, maka akan memberi pemerolehan ke komputer. Komputer akan memproses apakah mesin berhenti atau patuh jalan. Sensor yang dipasang ada 2 dua biji zakar, yaitu A. Penapisan 1 Penapisan ini diatur berkreasi plong ki perspektif interval 200°-290° kerumahtanggaan 1 satu persuasi pokok. Di sudut itu lawe pakan akan sebatas diujung reja paling jauh. Pemeriksaan akan memastikan lawai pakan selalu mencapai ujung reja dan menghentikan mesin apabila tidak setakat. B. Sensor 2 Sensor ini di diatur bekerja pada ki perspektif interval 200°-300° dalam 1 satu gerakan resep. Sensor akan memastikan benang pakan enggak melewati had yang diinginkan dan menghentikan mesin apabila ada yang melalui sensor. Dengan sensor binar ini sangat diperlukan kebersihan suryakanta sensor berasal tepung, kapas atau kotoran yang berapit. Hajat akan member signal seolah-olah ada lawe yang sangat didepan sensor. C. Otomatis berhenti lusi patah warp stop motion Manuver menghentikan mesin ketika terjadi benang lusi putus. a. Mekanik, sistem ini sudah tidak suka-suka lagi untuk mesin tenun maju, selain kurang akurat juga tidak praktis. Terdiri terbit 2 buah bar berta-kik-takik, nan satu posisi kukuh, nan satu bergerak seirama dengan mesin tenun urut-urutan, momen benang lusi putus, dropper akan jatuh dan mengapit kedua kantin, sehingga kafetaria nan bergerak akan tersekat dan sengap, karena tutup mulut maka akan memprakarsai lever dan finger akan mengemudiankan switch lakukan mematikan mesin tenun. b. Elektrik Privat satu bar terdapat 2 electroda, ketika benang lusi putus, dropper jatuh , kedua elektroda akan terjadi sangkutan setrum engan perantara dropper, yang kemudian akan mengerakkan solenoid alias relay buat mematikan motor listrik mesin tenun. Gambar bar dengan 2 elektroda PENGATURAN SETIAP Persuasi Puas MESIN TENUN Buat pemudahkan penyetelan mesin, semua gerakan pada mesin tenun ketika mulai introduksi perkataan lusi, penambahan pakan dan pengetekan dianggap 1satu adegan 360º. Aksi-operasi nan bukan mengikuti timing di dalam 360º tersebut. Perkenalan awal tuturan lusi, interpolasi pakan dan pengetekan disebut Satu Gerakan Pokok mesin tenun atau Satu Gerakan Inden Utama. Semua operasi di mesin tenun modern diatur dan dikontrol secara elektronik oleh encoder. Encoder akan pertal 1 satu propaganda pokok mesin tenun pick intern 360° atau 1 satu lingkaran. Posisi 0° adalah ketika kesisipan reed berapatan diujung karet, 180° detik buka mulut lusi maksimal membuka, dan 360° saat intiha pengetekan dimana sisir kembali sampai menempel ujung perca. Di dalam langkah 360° tersebut, terjadi beberapa propaganda yang harus dikerjaan oleh masing-masing putaran mesin secara sinergi. Di tulang beragangan bawah, 85° – 220° adalah waktu timing penyisipan benang dalam 1 satu kampanye rahasia mesin tenun. Rangka Masa Penyisipan ataupun Sudut Interval Pakan 85º-220º Pemrakarsa Terdepan Pengerak utama mesin tenun yaitu motor listrik 3 phase 380V, nan kemudian lewat pulley dan belt menggerakkan Poros Utama PU. Intern gerakan 1 kali putar poros penting = 1 kelihatannya gerakan kunci mesin tenun. Seperti di bangun 1 bisa jadi gerakan pokok ialah gerakan mulai sejak pembukaan mulut lusi, penyisipan pakan sampai dengan pengetekan akhir 360º. Dari 1 kali gerakan poros utama akan memprakarsai poros lain, sebagaimana poros tambahan untuk penggerak cam atau dobby maupun yang lainnya terampai masing-masing variasi mesin tenun. Gambar pelopor mengerakkan paksi utama kerjakan beating motion dan gandar roda cam Poros tambahan lakukan putaran gandar roda cam pembentuk mulut lusi bisa diatur kecepatannya dengan pemakaina sepeda gigi untuk merubah perbandingan kecepatan yang dihasilkan. RPM Poros Utama 600rpm akan digunakan untuk ramin polos 1/1 maka kebutuhan rpm nan terjadi yakni Poros utama kereta angin persneling 36T dan diteruskan dengan kereta angin gigi 48 Lengkung langit, maka rpm yang dihasilkan untuk poros cam adalah 600rpm x = 417rpm RPM Poros Terdepan 600rpm akan digunakan bakal anyaman keper 2/1 maka kebutuhan rpm nan terjadi merupakan Poros terdepan roda persneling 28T dan diteruskan dengan roda gigi 56 Horizon, maka rpm yang dihasilkan untuk poros cam adalah 600rpm x = 325rpm. Selain menggerakkan engkol untuk operasi pengetekan, poros cam untuk penghasil mulut lusi, pun menggerakkan adegan lain seperti take-up, cutter penggunting pakan, leno, easing, memotori pemukul pada mesin tenun shuttle dan enggak-tidak. Kecepatan nan diperlukan masing-masing bagian dikurangi perbandingannya loyal melalui jumlah transmisi antar roda transmisi. Rpm yang dihasilkan tiap mesin tenun sungguhpun merek dan tipenya setimbang tidak akan sama output rpm yang dihasilkan. Faktor gulungan dalang setrum dan ki akal slip di pulley camar farik-beda. Maka untuk mesin tenun berbudaya hasil rpm tiap mesin tenun berbeda-beda dapat di lihat serentak di Monitor mesin. Hasil produksi yang dihasil mesin tenun tergantung dari rpm mesin dan Density Pakan DP kain yang dihasilkan. Rumus Produksi mesin per jam Meter/jam Keterangan Rpm rpm mulai sejak poros penting Eff efisiensi substansial mesin perkembangan 39 Kredit ketetapan untuk menghasilkan produksi dalam meter, kerjakan satuan yard mempekerjakan 36. DP Density pakan kuantitas benang pakan masing-masing inch kain nan dihasilkan. YARN FEEDER ACCUMULATOR Perlengkapan digunakan pada semua mesin tenun modern, arti terbit yarn feeder accumulator ini adalah 1. Menjaga tegangan makao pakan seyogiannya rata ketika penyisipan ke mulut lusi, dengan tegangan yang ada lawai dapat digunting kerjakan penyipan benang lebih jauh. 2. Mengatur panjang kenur yang dibutuhkan dalam selebar kain. 3. Mengeset tipe tembakan tali warna. Gambar yarn feeder Pengaturan kederasan, varietas warna dilakukan dengan cara member input ke komputer, kemudian komputer akan memberi perintah ke yarn feeder sesuai dengan nan kita inginkan. Lamun setiap mesin tenun n kepunyaan yarn feeder berlainan-selisih tulang beragangan, tetapi fungsi dan kegunaannya setimbang saja. MESIN TENUN Teropong SHUTTLE Walapun sudah banyak ditinggalkan, mesin tenun teropong masih ada nan memakainya dan kita harus kembali memaklumi system kerja berpunca mesin tersebut. Benang pakan menyisip kedalam mulut lusi dengan prinsip mencentang shuttle teropong nan dipukul ke kanan dan ke kiri cak keramik sehingga membentuk ramin atau tenunan. Sistem kerja masih silam tercecer, kederasan rendah, bising, dan umur pakai spare part ringkas. Kelebihannya, lestari membawa benang pakan, variasi tenunan banyak dan gampang pengemasan spare partnya. Driving Pengerak utama adalah biang kerok listrik 3 phase 380 V dengan rpm mesin terdahulu maksimal 150 rpm dan penutupan mesin menggunakan sistem spul magnet besi sembrani breaker. Tenaga poros utama menggagas pengetekan, pemukul shuttle dikanan dan kiri, mengadon cam dobby sebagai penggarap mulut lusi bila pakai dobby atau pembuat mulut lusi yang tidak tergantung jenis mesinnya. Beating Menggunakan sisir bentuk flat, gerakan pengetekan dilakukan pelahap dalam posisi teropong dipinggir. Let off Menggunakan sistem variable speed yang diatur di sediakala bersendikan penampang beam lusi nan akan jalan. Take Up Propaganda penarikan kejai didapat bermula bagian inden terdahulu nan melintasi sejumlah roda gigi yang juga untuk mendapatkan density pakan yang diinginkan. Pengawasan di mesin tenun cak semprong 1. Fast reed warp protector Digunakan untuk memastikan bahwa shuttle berada berapa pada tempatnya, apabila shuttle tidak berada intern jalannya, mesin faali akan berhenti, karena bila tidak akan merusak jajaran benang lusi yang cak semau. Ketika shuttle tidak berpunya ditempat, maka swell akan kasmaran berbudaya karena shuttle kosong. Swell maju otomatis finger maju dan menghadapkan dagger untuk menindihkan frog untuk mematikan mesin. 2. Loose-reed WarpProtector Sensor ini digunakan bikin melindungi reed/sisir berlaga dengan shuttle apabila shuttle masih gemuk ditengah ketika terjadi persuasi pengetekan. Disini saat hal tersebut terjadi, finger akan menekan dagger untuk melepaskan tersengsam dengan membuka baulk support dan juga mengimpitkan heater cak bagi menghentikan mesin tenun. 3. Electromagnetic warp protector. Memastikan shuttle sreg posisi sudut penyisipan benang pakan dalam 1 mungkin gerakan pokok petenunan. Bikin memastikan situasi tersebut di shuttle dipasang besi berani yang dihubung dengan magnet yang ada diporos utama. Setiap posisi shuttle besi berani bertemu dengan coil, harus dengan magnet dan coil di inden penting. Apabila tidak sejajar, maka mesin akan nongkrong. 4. Side weft-fork motion Memastikan bahwa benang tidak putus dipinggir tiras dan mesin jalan terus, apabila lain contoh, ialah benang tidak mengimpitkan weft-fork maka akan mematikan mesin melangkahi weft fork support. Weft-fork dibantu cam untuk tetap panjat detik benang posisi ditengah. 5. Centre weft-fork Motion Alat ini cara kerja seperti side weft-fork motion, semata-mata posisinya ditengah. Digunakan untuk memastikan tali pakan bukan abtar ditengah. 6. Mechanical Weft Feeler Digunakan lakukan memaklumi sisa lawe pakan di bunch dalam teropong. Apabila benang pakan di bunch habis feeler blade akan semakin menekan mendekati trip lever untuk menggilir bunch baru weduk untai penuh. 7. Electrical Two Pronged Feeler Digunakan bagi memafhumi cirit benang pakan di bunch n domestik keker sistem elektrik. Apabila lawai pakan di bunch silam feeler prongs akan berselisih, sehingga ada kontak setrum menggerakkan solenoid buat mengganti bunch baru. 8. Electrical photocell feeler Di bunch kosong dilapisi kertas bercahaya, detik benang pakan dibunch mualai terlampau, cahaya bermula jeluang akan terdeteksi oleh photocell, dan photocell akan memprakarsai penggantian bunch. AIR JET LOOM Mesin tenun ini terus dikembangkan karena mempunyai kepantasan strata, mudah pengoperasiannya. Sistem peluncuran benang pakan di mesin ini menggunakan angin bertekanan air jet sebagai media pembawanya. Angin berusul kompresor di saring kebersihannya, kemudian masuk pengatur tekanan angin regulator, terus disalurkan melalui main nozzle bersama kenur pakan, sehingga untai pakan dapat menyisip kemulut lusi semenjak ujung kidal ke ujung kanan kain. Angin nan suka-suka tidak ditembakkan secara terus-menerus, tetapi diatur secara elektronik valve saat terjadi penyisipan lawe pakannya. Segara kecilnya tekanan angin diatur sesuai ketentuan agar didapat suatu keseimbangan antara lawe pakan sampai keujung kejai, hanya tidak merusak maupun memutuskan kenur pakan tersebut. Besar kecilnya tekanan angin tergantung dari sejumlah hal seperti • Tali pakan semakin lautan, semakin jenjang kebutuhan tekanan angin. • Kelancaran mesin rpm semakin tinggi, semakin tingkatan kebutuhan tekanan angin. • Reja semakin lebar, semakin strata kebutuhan impitan angin. • Semakin tinggi kancing tarik mulur kenur pakan, semakin pangkat pula kebutuhan tekanan anginnya. • Pengaturan kacamata pembukaan semakin pendek, impitan angin semakin samudra. Keterangan gambar 10 A. Cones rayon B. Feeder drum C. Pin feeder tong D. Main nozzle E. Gunting pemotong benang pakan. F. Sub nozzle G. Sisir H. Solenoid valve I. Pengawasan pendeteksi benang pakan setakat kepinggir kain J. Sensor pendeteksi rayon pakan berlebih strata K. Petuah angin Pendirian kerja peluncuran lawe pakan Benang pakan masuk korok di Feeder drum laksana pengatur tingkatan benang pakan selebar tiras dan penyuap ke Main nozzle. Di main nozzle makao diberi tekanan angin semoga boleh terbawa dan menyisip ke mulut lusi sampai ujung cemping. Bentuk telusur yang begitu juga selokan memanjang serta sub nozzle perumpamaan pembantu main nozzle, membuat sutra pakan stabil ketika menyisip ke mulut lusi. Impitan angin yang diberikan ke main nozzle dan sub nozzle diatur tekanannya sesuai kebutuhan dengan regulator angin. Intern 1 satu aksi pokok mesin tenun, di main nozzle dan sub nozzle angin membuka dan menutup bergantian diatur komputer melampaui solenoid valve. Untuk panjang benang yang dibutuhkan dalam selebar kain diatur maka itu feeder drum. 1 satu pesek tiras sebagaimana 3 tiga putaran di feeder drum. Setelah 3 tiga putaran, pin feeder lurah akan membuka melepas makao pakan tersebut. Selain itu pula feeder drum berfungsi sebagai pengatur tegangan benang sebelum disisipkan ke mulut lusi. Rumus mencari diameter feeder drum untuk panjang tali pakan selebar kain yakni Sengkang feeder drum = x 1,03 mm Otoritas pengaktifan introduksi tekanan angin puas peluncuran pakan n domestik 1 satu manuver trik mesin tenun diatur 1. Pin feeder leger 80°-200° 2. Main nozzle 90°-190° 3. Grup sub nozzle I 110°-190° 4. Grup sub nozzle II 140°-220° 5. Grup sub nozzle III 170°-240° 6. Grup sub nozzle IV 170°-240° Tolok tersebut sudah bisa menjalankankan mesin, hanya sesudah mengawasi spesies karet, cacat pakan, pencermatan energi dan lain-lain, penyetelan boleh diberi varietas timing variation. Lungsin pakan dipastikan sampai keujung cemping oleh sensor pendeteksi permulaan, makara apabila benang tidak sebatas, maka mesin akan otomatis berhenti. Kenur apabila bersisa panjang melebihi yang ditentukan, akan terdeteksi makanya sensor kedua, dan mesin akan otomatis berhenti kembali. Sensor yang ada lampau sensitif dan bekerja pada kacamata 200°-300° dalam 1 satu gerakan pokok mesin tenun. Otomatis Nongkrong Pakan Putus weft stop motion Otomatis memangkal pakan tersayat di mesin menunggangi sensor cahaya, apabila ada benang pakan dulu didepannya, maka akan memberi masukan ke komputer. Komputer akan memproses apakah mesin nongkrong atau tetap perkembangan. Sensor yang dipasang cak semau 2 dua buah, merupakan A. Pemeriksaan feeler H1 Penapisan ini diatur bekerja plong sudut selang antara 200°-290° privat 1 satu operasi pokok. Di sudut itu benang pakan akan sebatas diujung cemping paling jauh. Penapisan akan memastikan lawai pakan selalu mencapai ujung kain dan menghentikan mesin apabila lain sampai. B. Sensor feeler H2 Pemeriksaan ini di diatur bekerja pada ki perspektif interval 200°-300° dalam 1 satu gerakan pokok. Pemeriksaan akan memastikan benang pakan tak melewati batas nan diinginkan dan menghentikan mesin apabila suka-suka yang melewati sensor. Otomatis Nangkring Lusi Putus warp stop motion Kodrati stop lusi patah pada mesin menggunakan dropper dan batang tembaga. Tiap benang lusi dimasukan dalam gorong-gorong dropper, dan apabila ada kenur lusi putus, maka dropper anjlok dan sampai ke buntang tembaga. Dengan rabaan itu akan memberi masukan ke komputer bagi menghentikan mesin tenun. WATER JET LOOM Mesin tenun ini digunakan bakal benang-benang filament, karena lembar filament mempunyai stretch yang tangga, kendatipun di paksakan di air jet dapat di jalankan, tetapi akan merusak peralatan yang terserah karena berperangai sangat tajam dan mencalar. Dengan water jet akan mampu mengantar benang dengan sempurna, karena tekanan air makin awet mulai sejak tekanan udara. Bagan sistem kerja Water Jer Loom Cara kerjanya, air dipompa dan di atur tekanannya dengan regulator kerjakan ditembakkan melalui nozzle untuk mengangkut untai pakan. Solenoid valve akan membuka letusan senjata api air sesuai sudut interval interpolasi benang pakan mesin air jet loom. Sedangkan di water jet loom enggak mengaryakan sub noozle karena tekanan air yang ditembakan sudah layak awet membawa lawai pakan. Tersengsam yang dipakai adalah flat reed seperti mana mesin teropong, tidak sebagai halnya air jet loom yang berbentuk profile. Kodrati Berhenti Pakan Putus weft stop motion Hampi sekelas dengan air jet loom. Otomatis Nangkring Lusi Putus warp stop motion Water jet loom tidak memakai faali stop dropper, karena benang filament sangat abadi sehingga rumit sekali buntung. Shedding Motion Tergantung kebutuhan, biasanya positif cam maupun dobby RAPIER LOOM Rapier loom banyak digunakan sampai kini, mesin ini suntuk cocok bakal menyelatkan lembar-utas yang berat. Rapier loom ada 2 spesies 1. Sistem tongkat Disini menunggangi rayon pakan dibawa ujung tongkat dan diberikan maupun disampaikan ke tongkat kedua kemudian setelah sampai di ujung, benang pakan akan dilepaskan dari tongkat kemudian baru mengalami pengetekan. Gambar rapier insertion system 2. Sistem rapier flexible Disini sepadan saja, hanya tongkat diganti sabuk atau kalung yang flexsible sehingga mesin tenun enggak terlalu lebar seperti rapier tongkat yang membutuhkan tempat nan lebar dan tidak nyaman bikin produksi kain tenun yang lebar. Untuk sistem seperti take up, let off dan lainnya selaras dengan yang tak, sedangkan sistem otomatis pakan terputus mirip dengan mesin shuttle. PROJECTILE LOOM Cara kerja mesin ini dengan cara menjepitkan untai pakan ke projectile dan ditembakkan ke ujung kain kemudian penjepit dilepaskan, benang mengalami pengetekan dan projectile juga melalui urut-urutan pangkal kerjakan di pakai pun. Kelebihannya lalu cocok bagi benang-benang berat dan memproduksi kain yang pesek. Gambar cara kerja projectile loom Lakukan sistem seperti take up, let off dan lainnya sebagai halnya yang bukan, padahal sistem faali pakan puntung mirip dengan mesin shuttle. JACQUARD SYSTEM Jacquard adalah sistem penggubah mulut lusi yang paling kecil banyak tipe anyamannya. Kejadian tersebut karena lusi menanjak-merosot bergerak secara bani adam, sehingga tidak banyak pengulangan seperti sistem dobby justru cam. Varietas dobby maksimal rata-rata 18 heald frame, sedangkan jacquard boleh 300 lebih bau kencur pengulangan. Faedah jacquard 1. Tiap-tiap lusi bisa menaiki runtuh secara independent, sehinga boleh mwndapatkan corak anyaman yang lebih sukar rapor panjang dan tidak dapat dikerjakan dobby 2. Bisa digunakan cak bagi neko-neko tenunan selain tenun biasa seperti handuk, taplak, korden dll 3. Jenis untai, ramin, warna mudah di variasi dan dikombinasikan di mesin, terutama yang sistem computer 4. Tension lusi bertambah merata ketimbang dengan dobby, karena deras heald framenya sama. Klasifikasi mesin jacquard 1. Inggris pitch rentang ukura 100 s/d 600 needles 2. Ordinary jacquard single elevator, centre shed jacquard, double lift 3. Prancis pitch vicenzi, verdol sekata untuk sutra Mandu usaha jacquard Gerakan dari mesin digunakan menggerakkan lever naik-turun dengan fulcrum. Ketika turun hook akan bebas, apabila needle ujungnya masuk lubang kartu, maka hook akan terpincut maju karena tercalit lubang needle, sehingga detik lever naik kembali, ujung hook akan menjalin grief dan hook akan terbetot mendaki. Hook panjat otomatis harness naik bikin menaikkan benang lusi juga. Bila tidak ikut lubang tiket, needle bukan terdorong, sehingga harness independen dan tidak mengangkat lusi. Mesin jacquard berbudaya menggunakan solenoid besi berani sebagai penjerat needle, sehingga kepantasan, otoritas design kian mudah sekali lagi. Tidak perlu membuat terowongan-gua karcis, cukup membuat design dikomputer dan mengegolkan data mesin, kemudian mesin jacquard bekerja sesuai instruksi nan diperintahkan. Hasil design juga dapat berbarengan dicoba dan dilihat dimesin tenun, karena tidak membutuhkan waktu nan lama.